Sabtu, 29 Oktober 2011

Kala Cinta Menggoda......!!!!!!!!

Entah berapa banyak lagu, kata, ungkapan, syair, puisi yang berbau cinta begitu mengharu biru dunia ini. Perasaan jatuh cinta memang sukar dijelaskan dan ditebak, karena penuh dengan gejolak. Semua saran dan nasihat ditolak, bahkan nalar pun bisa terdepak oleh perasaan mabuk kepayang yang membikin rasa melayang-layang. Itulah dahsyatnya perasaan yang satu ini.

Apakah karena itu kita tak boleh mencintai dan dicintai? …tentu saja boleh, karena cinta adalah pemberian Allah SWT. Mencintai dan dicintai adalah karunia, sekaligus panggilan hidup kita. Tak pernah merasakan jatuh cinta, bukanlah manusia, karena manusia pasti merasakan cinta, tengoklah firman Allah SWT berikut :

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah-ladang . Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”. :  (Q.S. Al Imran, 3:4).

Bahkan, cinta merupakan ruh kehidupan dan pilar untuk kelestarian ummat manusia. Islam juga gak phobi sama yang namanya cinta, bahkan Islam mengakui fenomena cinta yang tersembunyi dalam jiwa manusia. Namun, bukan dalam komoditas rendah dan murah. Artinya, tingkatan mencintai sesuatu itu ada batasnya. Jika cinta itu malah membawanya kepada perbuatan yang melanggar syariat, nah…itulah yang tidak betul!

Cinta itu katanya jelmaan perasaan jiwa dan gejolak hati seseorang, weleh….! Nah, dalam Islam kalau kita merujuk QS: At Taubah 24, maka cinta dapat dibagi dalam 3 tingkatan, yaitu:

1) Cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya;
2) Cinta kepada orangtua, istri, kerabat dan seterusnya;
3) Cinta yang mengedepankan cinta harta, keluarga dan anak istri melebihi cinta kepada Allah, Rasul dan jihad di jalan Allah.

Lalu bagaimana kalau cinta itu datang, menghampiri dan menggoda di luar pernikahan? Nah itu dia yang paling rumit! Padahal cinta itu kan timbul memang dari sananya, muncul dari segi zat atau bentuknya secara manusiawi wajar untuk dicintai. Normal saja kan, jika memandang sesuatu yang indah kita akan mengatakan bahwa itu memang indah, tidak mungkin dibilang jelek walaupun sebenarnya itu tetap relatif !

Menurut Imam Ibnu al-Jauzi, “Kecintaan, kasih sayang, dan ketertarikan terhadap sesuatu yang indah dan memiliki kecocokan tidaklah merupakan hal yang tercela serta tak perlu dibuang. Namun, cinta yang melewati batas ketertarikan dan kecintaan, maka ia akan menguasai akal dan membelokkan pemiliknya kepada hal yang tidak sesuai dengan hikmah yang sesungguhnya, hal seperti inilah yang tercela.”

Lantas bagaimana jika sekarang lagi lagi jatuh cinta ? … mana masih kuliah, kerjaan belum ada, masih numpang di rumah orangtua…. bener-bener perasaan yang tidak memiliki pengertian bukan ? Don’t worry ! gak usah panik…. Jatuh cinta bukan Cuma masalah kita saja sebagai manusia biasa…masih ingat dengan kisah Nabu Yusuf a.s ? bukankah beliaupun sempat terpesona & hampir tergoda oleh seorang wanita ?…istri pembesar kerajaan lagi ! Cobalah buka surat Yusuf, bacalah dengan tuntas supaya tahu romantika beliau, awal, proses, konflik hingga klimaks dan ending-nya. Nah, jika Nabi saja bisa punya ‘konflik’ seperti itu, apalagi kita yang hanya manusia biasa, iya kan?

Romantika cinta beliau bukan kacangan, atau pepesan kosong, namun apa yang dialami beliau bisa menjadi pelajaran buat kita bagaimana kalau cinta itu datang menggoda kita. Beliau sadar, dan mengerti betul bahwa itu terlarang, meski ada gejolak di hatinya.

“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS Yusuf, 12: 24).

Lantas, apa pelajaran yang bisa kita ambil, saat cinta itu menggoda kita? Pelajarannya adalah :

   1. Setiap orang memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya, perasaan ini manusiawi, fitrah sekaligus anugerah. Namun, gejolak itu harus diatur, kalau tidak maka kita akan terperosok ke jurang kenistaan, karena diperbudak gejolak jiwanya. Lantas jadi merana, dan selalu dipenuhi dengan angan-angan. “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS Yusuf, 12:53).
   2. Kalau kita jatuh cinta pada lawan jenis, dan mengharapkan terbalaskan cintanya, maka saat itu ada sebagian dari akal dan logika yang hilang. Sekian banyak pertimbangan akal sehat yang dipunyai jadi ngadat, gak jalan! Gak percaya? Cobalah nanti kalau kamu tambah dewasa, udah nikah, mungkin mikir, “Kok, dulu begitu ya?”, “Kok, dulu gak mikir ya?”, dan “kok-kok” yang lainnya….
   3. Dulu waktu ngejar-ngejar, wah…dimana-mana hanya terpampang wajah dia seorang, kekasih hati. Tidur gak nyenyak, makan pun terasa gak enak, bukan karena banyak nyamuk atau lauknya gak enak, dunia ini pun hanya untuk berdua, yang lain ngontrak, ck…ck…ck… Kalau gak ketemu sehari, rasanya seabad….. Tapi begitu udah dapat, lalu masuk dunia rumah tangga, gejolak itu bisa berganti dengan rutinitas dan bisa bosan. Itulah sifat manusia, karena itu bila mencintai seseorang, cintailah sewajarnya, siapa tahu ntar kamu jadi sebaliknya …
   4. Ingat juga, tidak semua yang kita inginkan itu harus terpenuhi, kalau tidak mau dibilang egois. Tidak semua keinginan itu harus terkabul, dan tidak pula semua gejolak harus dituruti. Di dunia ini ada banyak pilihan, kalau gak dapat yang satu, pilihan lain masih banyak kan? Siapa tahu malah lebih baik. Makanya buka mata lebar-lebar, masa’ sih cuma ada dia saja di dunia ini, emang yang lain pada kemana yak ?
   5. Tidak semua yang kita anggap baik itu baik, dan tidak semua yang dianggap indah itu indah. Segala sesuatu itu pasti ada cacat dan cela-nya. Saat jatuh cinta sih, wuah…indah buanget, tiada cacat dan cela. Padahal bisa aja kan, cacat dan cela itu jauh lebih banyak dari baik dan indahnya.
   6. Akhirnya, kalau kamu sudah sampai pada puncak cinta, yaitu pernikahan, ingatlah kalo puncak masalah pernikahan itu bukanlah pada siapa yang akan jadi pasangan kita, tapi bagaimana agar kita bisa survive di dalamnya, siapapun pasangan kita. Semoga membantu akhi wa ukhti, jangan lupakan Allah SWT kalau antum jatuh cinta. Jatuh cinta-lah karena Allah SWT, karena kasih sayangnya akan meluruh ke jiwa.


Wallahu a`lam bis-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar